Kamis, 14 Juni 2012
Rabu, 13 Juni 2012
resume topik 12 nichren soshu
- Aliran Nichren soshu
Nichiren Shōshū adalah sebuah aliran agama Buddha yang berasal dari Jepang. Pendiri ajaran ini, bernama Nichiren Daishonin, dianggap oleh penganut aliran ini sebagai Sang Buddha pokok. Sekte ini merupakan salah satu dari sekian banyak sekte Nichiren yang ada di Jepang. Sekte Nichiren Shoshu ini berpusat di Taisekiji, Fujinomia, propinsi Shizuoka, Jepang. Sekte ini juga menjadikan pewaris Dharma kedua, Nikko Shonin dan pewaris Dharma ketiga, Nichimoku Shonin, sebagai pendiri sekte Nichiren Shoshu.
- Sejarah
Agama Buddha menyebar dari India ke Tiongkok, lalu ke Korea, dan dari Korea lalu masuk ke Jepang. Berbeda dengan agama lain, agama Buddha sangat terbuka alias terus terang mengungkapkan dasar pokok pendirian sektenya, atau alasan Buddhaloginya. Dalam teriminologi buddhisme dinamakan dasar sutra. Sutra adalah catat catatan tertulis dari ajaran sang Buddha Sakyamuni, dan jumlahnya mencapai puluhan ribu buah. Secara logika tentunya teramat sulit untuk mengetahui apa lagi memahami dan menguasai semua sutra-sutra itu. Sehingga secara aktual penganut awan Buddhisme biasanya mengacu kepada Bhikku sebagai guru dharma pribadi masing-masing. Setelah Sang Buddha Sakyamuni moksa, Air Dharma diwariskan kepada Ananda, dan Ananda mewariskan kepada penerus-penerus berikutnya antara lain Nagarjuna, Vashubandu, Tien Tai, Dengyo dan seterusnya. Kalau dilihat dari dasar buddhalogi, Nichiren Shoshu berawal dari Saddharma Pundarika Sutra versi terjemahan dari Kumarajiva, serta Sastra Ichinen Sanzen, Hokke Mong-gu, dan Hokke Geng-gi, karya maha guru Tien Tai, maha guru Mio Lo, maha guru Dengyo. Sastra adalah penjelasan, penguraiaan, pemaknaan dari sebuah sutra. Kumarajiva adalah seorang bhikku dari India yang menyebarkan agama Buddha ke Tiongkok. Beliau adalah salah satu peterjemah sutra dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Tionghoa yang sangat terkenal dan terpercaya. Kumarajiva diyakini mampu "memindahkan" makna sutra dari bahasa Sanskerta ke bahasa Tionghoa dan karya agung beliau tersebut sampai saat ini masih ada dan masih diterbitkan dalam buku di Jepang dan Taiwan. Sebagai "bukti" hal tersebut, ketika beliau wafat dan di kremasi, lidah beliau, tidak bisa terbakar.
Di Tiongkok, Mahaguru Tien Tai menyebarluaskan Saddharma Pundarika Sutra. Dalam bahasa Tionghoa Saddharma Pundarika Sutra disebut Miao Hua Lien Hwa Cing dan dalam bahasa Jepang dibaca Myohorengekyo. Sutra Saddharma Pundarika adalah ajaran Buddha Sakyamuni mazhab Mahayana. Dari Tiongkok, Myohorengekyo atau Saddharmapundarika-sutra lalu disebarkan ke Jepang oleh Mahaguru Dengyo.
Buddha Nichiren Daishonin terlahir dengan nama Zennichi Maro pada tanggal 16 Februari 1222 di desa kecil Kominato, Provinsi Awa(sekarang daerah Chiba) Jepang. Sejak usia 12 tahun Zennichi Maro masuk ke kuil untuk menjadi bhikkhu. Pada usia 16 tahun dia ditahbiskan menjadi bhikkhu dengan nama Zesho-bo Renco.
Setelah lebih dari 20 tahun mempelajari berbagai sutra dari sekte-sekte di berbagai kuil, maka beliau berkesimpulan hanya Saddharma Pundarika Sutra yang merupakan sebagai ajaran terpokok dari Buddha Sakyamuni yang bisa menyelamatkan umat manusia dari berbagai penderitaan hidup dan mati. Sejak itu beliau menyebut diri Nichiren.
- Ajaran-Ajaran Nichren Soshu
Menurut ajaran Nichiren Shoshu berdasarkan Hukum Mistik Nam Myoho Renge Kyo, Nichiren Daishonin memenuhi misi kedatangannya, selaras dengan ramalan Buddha Sakyamuni (k.k. 563 SM - k.k. 483 SM; juga dikenali sebagai Siddhartha Gautama) yang menyatakan bahawa selepas 2,500 tahun kematiannya, akan bangkit seorang pengganti yang menjadi Buddha Benar untuk zaman yang akan datang. Ini merupakan perbezaan doktrin yang utama antara Nichiren Shoshu dengan Nichiren Shu yang mendakwa bahawa Nichiren bukannya Buddha, tetapi hanyalah saminya.
Aliran Buddha Nichiren Shoshu percaya bahawa bodhi atau "makrifat peribadi" mampu dicapai dalam tempoh hayat seseorang. Amalan mereka bertumpu kepada pembacaan Gohonzon yang berbunyi Nam Myoho Renge Kyo (juga ditulis dan disebut Namu Myoho Renge Kyo) yang membawa maksud "Saya berserah kepada Hukum Mistik Sebab Akibat." Dengan kata yang lain, setiap manusia akan menyebabkan sesuatu melalui fikiran, percakapan dan amalan masing-masing, dengan sebab yang baik menghasilkan kesan positif dan sebab yang buruk menghasilkan kesan negatif (lihat karma). Menurut agama Buddha Nichiren Shoshu, hukum sebab akibat ialah prinsip sejagat yang mendasari semua fenomena dan peristiwa harian, baik yang boleh dilihat mahupun yang tidak. Oleh itu, penganut-penganut Nichren Shoshu cuba bersungguh-sungguh untuk meningkatkan keadaan hidup mereka dan mencapai makrifat melalui perbuatan yang mematuhi hukum in dalam kehidupan sehari-hari mereka dan melalui berkongsi kepercayaan Hukum Mistik Nam Myoho Renge Kyo ini dengan orang-orang yang lain.
Dalam agama Buddha Nichiren Shoshu, Objek Penyembahan asas ialah Dai-Gohonzon yang ditulis oleh Nichiren Daishonin pada 12 Oktober 1279. Objek tersebut yang menggunakan askara Cina dihormati sebagai satu-satunya entiti makrifat Nichiren Daishonin. Setiap penganut Nichiren Shoshu atau keluarga mempunyai sebuah salinan Dai-Gohonzon yang lebih kecil yang dihasilkan dan ditahbiskan oleh seorang Sami Besar Nichiren Shoshu yang memegang jawatan ini secara berturut-turut, dan diberikan kepada para penganut baru oleh seorang sami Nichiren Shoshu semasa upacara inisiasi kuil tempatan yang berada di seluruh dunia. Kuil Taisekiji, kuil utama agama Buddha Nichiren Shoshu, terletak berhampiran dengan kaki Gunung Fuji di Jepun, dan dikunjungi setiap tahun atau dari semasa ke semasa oleh para penganutnya, baik secara individu mahupun secara kumpulan.
Setiap pagi dan petang, para pengamal Nichren Shoshu menyakinkan diri serta memperbaharui kepercayaan mereka dengan melakukan Gongyo yang melibatkan pembacaan beberapa bab Sutra Teratai yang dianggap sebagai ajaran Buddha Sakyamuni yang tertinggi dan mendalam, lalu menyebut berulang-ulang Nam Myoho Renge Kyo semasa menghadap Gohonzon, sementara menumpukan perhatian kepada askara Cina, Myo. Amalan ini, khususnya apabila dikongsi dengan orang lain, dianggap sebagai Sebab Benar untuk mencapai keadaan tenang kehidupan sedar yang membenarkan penganutnya mengalami dan menikmati kehidupan yang lebih bermakna dan menghadapi cabaran-cabaran kehidupan harian dengan penuh keyakinan. Agama Buddha Nichiren Shoshu merujuk kepada ini sebagai "menggantikan racun dengan ubat".
resume topik 11 aliran mantrayana,sahajayana,vajrayana
Dalam tahap awala perkembangan di Tibet, tantrayana berkembang menjadi tiga aliran yaitu:
- 1. Mantrayana
Tujuan mantrayana adalah sama seperti apa yang dituju oleh aliran-aliran lainnya dalam agama budha yakni kemanunggulan manusia dengan penerangan sempurna secara spiritual.untuk mencapai tujuan menurut konsepsi mantrayana adalah:
- a. Bodhi pranidhi citta : tingkat persiapan untuk pencapaian kebudhaan
- b. Bodhi prasthana : tingkat pelasanaan sesungguhnya dalam usaha menuju cita-cita
- 2. Vajrayana
Aliran Vajrayana atau kadang disebut Vajrayana, adalah suatu ajaran Buddha lebih sering dikenal dengan nama Tantra atau Tantrayana. Namun banyak juga istilah lain yang digunakan. Dalam ajaran Vajrayana, latihan meditasi sering dibarengi dengan visualisasi. Istilah "Vajrayana" berasal dari kata vajra yang dalam bahasa sanskerta bermakna 'halilintar' atau 'intan'. Vajra melambangkan intan sebagai unsur terkeras di bumi, maka istilah Vajrayana dapat bermakna Kendaraan yang tak dapat rusak.
Dalam Vajrayana ada enam cara untuk mencapai pembebasan melalui proses pemakaian yang melibatkan Panca Skandha (kombinasi manusia antara kekuatan/energi fisik dan mental yang selalu berada dalam keadaan berubah), Panca Skandha tersebut diantaranya :
- Melalui proses pemakaian
- Melalui proses pendengaran
- Melalui proses ingatan
- Melalui proses penglihatan
- Melalui proses pengecapan
- Melalui proses sentuhan
- sahajayana
sahajayana merupakan aliran yang erat hubungannya dengan vajrayana. Sahaja secara harfiah ada Aliran Vajrayana atau kadang disebut Vajrayana, adalah suatu ajaran Buddha lebih sering dikenal dengan nama Tantra atau Tantrayana. Namun banyak juga istilah lain yang digunakan. Dalam ajaran Vajrayana, latihan meditasi sering dibarengi dengan visualisasi. Istilah "Vajrayana" berasal dari kata vajra yang dalam bahasa sanskerta bermakna 'halilintar' atau 'intan'. Vajra melambangkan intan sebagai unsur terkeras di bumi Ajaran Vajrayana sering juga disebut dengan Praktek Rahasia, atau Kendaraan Rahasia. Hal ini menggambarkan bahwa ketika seorang praktisi semakin merahasiakan latihannya, maka ia akan semakin mendapatkan kemajuan pencapaian dan berkah dari latihan yang ia lakukan. Semakin ia menceritakan tentang latihannya, maka semakin sedikit berkah yang akan di peroleh. lah dilahirkan bersama-sama. Sahajayana, dharmakarya
resume topik 10 aliran hinayan dan mahyana
- A. Pengertian Hinayana
Kata hinayana terdiri dari bahasa pali dan sanskerta terdiri dari hina(kecil)dan yana(kendaraan)Pokok ajaran hinayana:- Ø Segala sesuatu bersifat fana beradauntuk sesaat saja
- Ø Dharma-dharma
- Ø Tujuan hidup adalah nirwana
- Ø Cita-cita yang tertinggi adalah arahat
Kitab suci hinayana:- Vinaya pitaka
- Sutta pitaka
- Abidhama pitaka
- B. Aliran Mahayana
Mahayana terdiri dari dua kata yaitu:Maha: besarYana: kendaraanAliran Mahayana adalah aliran hinayan yang diberi pelajarn-pelajaran extra yang dipelopori oleh BudhaghosaKitab-kitab karangannya:- Buddacarita
- Saundarananda kavya
- Sutralamkara
- Mahyana craddha utpada
Kitab suci Mahayana:- Karandavyuha
- Suhhavatisvaha
- Saddharmapundarika
- Lankavatara sutra
- Avatamkara sutra
- Vajraccedhika sutra
Cirri-ciri mahyana:- Dalam memandang kenyataan dunia menggunakan realism, idealis
- Mengajarkan kemutlakan yang abadi
- Menganggap budha Gautama adalah guru
- Percaya bahwa nibana dapat tercapai melalui bantuan orang lain
- Jasa dapat di teransfer kepada orang lain
- Mengakui boddhisatwa mencapai peneran gan sempurna
- Ritual dan praktek mahyana
Dalam prakteknya menuntun atau membimbing umatnya untuk menghayati dan merealisasikan budha darma.
resume topik 9 budha di korea dan jepang
- .Budha di koreaAgama budha di korea pada tahun 372 M pada pemerintah kerajaan Gegureyo yang berasal dari dinasti Qin. Peranan korea pada sejarah agama budha terletak pada kedudukan sebagai jembatan penyebrangan agama budha dari cina ke jepang. Dan masa keemasan budha di korea terjadi pada dinasti wangAgama budha dikorea jaman modern. Pada beberapa decadetelah menjadi kebangkitan kembali yang melibatkan upaya-upaya untuk menyesuaikan ajaran budha dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada masa masyarakat modern.B. agama budha di jepangAwal masuknya budha ke jepang pada tahun 853 M abad ke 9 M.Sebelum Buddha Masuk, Kaisar pertama Jepang yang bernama Jimu Teno (kepala suku Yamato), sepakat untuk memeluk agama Shinto. Simbol yang melekat pada kekuasaan suku Yamato adalah cermin, permata dan pedang yang dilambangkan sebagai matahari, bulan dan kilat. Barula antara abadke-3 dan ke-6 jepang mulai menerima pengaru keagamaan dari luar khususnya korea, karena pada saat itu Jepang bermaksud untuk membentuk sebuah aliansi kedua Negara antara Jepang dan Korea.Pada tahun 604 M tepatnya pada masa pangeran Shotoku agama Buddha telah memasuki istana dengan kata lain Buddha menjadi agama Negara dan pada tahun 607 M klenteng pertama didirikan di Horyuji. Selanjutnya pada periode Asuka (592-628) masyarakat jepang berlomba-lomba mendirikanklenteng dan dapat dikatakan semua golongan masyarakat yang terpandang memeluk agama Buddha. Dan pada pemerintahan Nara (710-784) agama Buddha berkembang pesat. Pada periode Nara ini ditandai dengan munculnya beberapa sekte dalam agama Buddha di Jepang yaitu :jojisu1. kegon2. sanron3. hossoYang termasuk sekte Mahayana:
- Jojisu
- Kusha
- Ritsu
Yang termasuk sekte teravada:- Saicho
- Kukai
Memasuki abad ke 13 M terjadinya gejolak perselisihan dan perbuatan penguasa negara maka munculah sekte di jepang- Sekte zen
- Sekte amida
- Sekte nicren sozu
Langganan:
Postingan (Atom)