A. Meditasi
Meditasi
adalah membiasakan diri kita agar senantiasa mempunyai sikap yang positif,
realistis dan konstruktif. Dengan bermeditasi kita akan dapat membangun
kebiasaan baik dari pikiran kita. Meditasi dilakukan dengan pikiran, artinya
meskipun kita duduk dengan sikap sempurna, melaksanakan meditasi dalam waktu
yang cukup lama, namun pikiran kita berlali kesana kemari dengan liar, dan
memikirkan objek-objek kemelekatan, itu bukanlah meditasi.
Istilah meditasi sebenarnya dapat
disamakan dengan istilah bhavana yang arti harfiahnya 'pengembangan batin'
yakni usaha untuk menumbuhkan batin
terpusat,tenang,mampu dengan jelas melihat sifat batin sesungguhnya gejala
apapun yang dapat merealisir Nibbana,suatu keadaan bathin ideal dari bathin
yang sehat.
Sejarah Meditasi
Dua
ribu lima ratus tahun yang lalu,seorang putra mahkota pada usia 29 tahun saat
seseorang berada dalam kegemilangan hidup,telah meninggalkan tahta yang penuh
kemegahandan kekuasaan dan pergi ke hutan menjauhi keduniaanmencari obat untuk
mengatasi penyakit kehidupan,mencari jalan keluar dari belenggu ketidak pastian untuk mencapai
nibbana.
Dibawah bimbingan para ahli meditasi
pada zaman itu,beliau mencari dengan Harapan bahwa mereka dapat menunjukan
jalan kearah pembebasan dan kebijaksanaan.beliau melatih konsentrasi
,pemusataan perhatian(Samatha atau samadhi) dan telah mencapai tingkat-tingkat
tertinggi dari latihan-latihan tersebut.namun beliau merasa tidak puas karena
tidak menghasilkan penerangan agung.pengetahuan dan kemampuan guru beliau cenderung
pada mistikdan karenanya tidak memuaskan lagi untuk mencari apa yang masih
belum diketahuinya.
Menjadi kepercayaan di india pada
zaman itu terutama dikalangan para ahli kebatinan(ascetik) bahwa penyucian
batin dan kebebasan akhir batin dapat diperoleh
dengan melatih diri secara keras,kalau perlu dengan menyiksa diri.beliau
memutuskan untuk membuktikan kebenaranya,beliau mulai berjuang untuk melatih
jasmaninya dengan harapan agar batinya dapat mengatasi jasmaninya dan mampu
membebaskan dirinya.dengan amat tekun dan rajin ia berlatih,beliau hanya hidup
dengan makan dedaunan,akar-akar pohon sehingga mengurangi jumlah makanan
hinggaminim,pakaianya sangat bersahaja yang dihimpunya dari sampah buangan dan
tidur diantara bangkai dan hidup diatas duri.kekurangan makanan dan minuman
membuat jasmani beliau lemah.
Selama enam tahun lamanya beliau
berjuang sedemikian kerasnya hingga hampir mendekati pintu ajal,namun tujuan
tetap tidak tercapai.cara menyiksa diri jelas baginya tidak berarti melalui
pengalamanya sendiri.dengan kemauan dan semangat yang membara beliau mencari
jalan lain untuk mencapai tujuan.beliau kini menyadari bahwa keberhasilaan yang
diidamkanya terletak pada penyelidikan kedalam yaitu bathin sendiri.dengan
mantap dan keyakinan akan kemurnian bathin sendiri,tanpa bantuan guru beliau
memutuskan untuk bertapa menyendiri untuk
mencapai tujuan akhir. Meditasi
buddhis ada dua macam yakni meditasi yang disebut samatha-bhavana
yakni meditasi untuk mencapai ketenangan
hidup. Meditasi yang kedua adalah meditasi vipassana-Bhavana, meditasi
yang dapat membersihkan kekotoran batin dan pikiran secara total, sehingga kita
dapat mencapai pandangan tenang.
Bavana
artinya “pengembangan”, yaitu pengembangan batin dalam melaksanakan meditasi.
1. Samatha- Bhavana
Samatha-
Bhavana berarti pengembangan ketenangan batin.
Perkembangan
dari ketenangan adalah menuju pada pemusatan pikiran yang penuh, untuk mencapai
penembusan didalam meditasi (Jhana).
Samatha
terbagi dua
a) Paritta – Samatha : bagi mereka yang melaksanakan
samatha- bavana tetapi belum
mencapai Appana-Bhavana, di sebut paritta-Samatha.
Sebab
pada saat itu yang ada hanya mahakusala atau mahakriya- JAPANA yang timbul, dan jana yang ada pada saat itu
mempunyai kekuatan yang lemah.
b) Mahaggata- Samata : bagi mereka
yang melaksanakan Samatha- Bhavana dan
telah mencapai Appana-Bhavana yaitu mahaggata
jhana, disebut Mahaggata- Samatha. Sebab pada saat itu yang ada hanya
Mahaggatakusala atau mahaggratakriya-JAVANA yang timbul, dan jhana yang ada
pada saat itu mempunyai kekuatan yang besar dan mampu konsentrasi pada obyek
dengan kuat.
Jhana
:
Jhana
berarti tingkat kekuatan samadhi, atau tingkat kekuatan kemenunggalan pikiran
terhadap obyek atau ada kalanya disebut tingkat ketenangan batin.
Terdapat
8 tingkatan jhana yaiitu:
·
Rupa-Jhana
4 atau Jhana Bermateri
1) Phatama- jhana
Di
dalam jhana pertama, Nivarana atau Rintangan Batin telah dapat di atasi dengan
seksama. Rintangan Batin atau Nivarana itu adalah :
a) Kamachanda
atau Nafsu Kerinduan akan obyek-obyek indra yang menyenangkan.
b) Byapada atau keinginan untuk menyakiti
orang lain atau kemauan jahat.
c) Thina-middha atau kemalasan atau
kegeisahan atau kekhawatiran.
d) Vicikiccha atau keraguan.
Kemudian
timbul faktor-faktor Jhana pertama sebagai berikut:
VITTAKA(penopang
pikiran), VICARA (gema pikiran), PITI (kegiuran), SUKHA (kebahagiaan) dan
EKAGGATA (pemusatan pikiran).
2) Dutiya- jana/ Jhana kedua
Faktor
VITTAKA (penopang
pikiran), dan VICARA (gema pikiran) mulai enyap, karnna kedua faktor ini
bersifat kasar untuk Jhana kedua.
3) Tatiya- Jhana
Faktor
PITI (kegiuran) mulai lenyap,.
4) Catutta- Jhana
Faktor
SUKHA (kebahagiaan) mulai lenyap, karena sukha msh terasa kasar untuk jhana ke
emmpat. Dalam Jhana ke empat ini hanya terdapat faktor EKAGGATA (pemusatan
pikiran) dan UPEKKHA (keseimbangan batin).
·
Arupa-Jhana
4 atau jhana tanpa materi
5) Akasanancayatana- Jhana atau perenungan
terhadap keadaan dari konsepsi ruangan
tanpa batas
6) Vinnanancayatana-Jhana atau perenungan
terhadap keadaan dari konsepsi kesadaran tanpa batas
7) Akincannnayatana-Jhana atau
perenngan trhadap keadaan dari konsepsi
kekosongan
8) Nevasannannasannayatana-Jhana atau
perenungan terhadap keadaan dari konsepsi bukan pencerapan pun bukan tidak
pencerapanpun.
Setiap Jhana mempunyai 3 makna,
yaitu:
§ “pembersihan”
a. Pembersihan pikiran yang terbebas dari
Nirvana/ rintangan batin.
b. Gerakan pikiran yang menuju keenangan
c. Tercapai ketenangan batin
§ “Keseimbangan”
a. Keseimbangan pikiran yang telah
dibersihkan
b. Gema pikiran seimbang yang merupakan
ketenangan bathin
c. Tercapainya keseimbangan batin
§ “kepuasan”
a. Puas atas keseimbangan batin
b. Puas atas keselarasan keadaan kemauan
c. Puas pada effektivitas dari tenaga
d. Puas pada kelancaran daam pengulangan
proses-proses itu.
Dalam melaksanakan Samatha- Bhavana
kita bebas untuk memilih obyek yang sesuai untuk diri kita. Dalam
Samatha-Bhavana ada 40 macam pokok obyek meditasi, yaitu:
a. Kasina 10 (10 wujud benda)
1) Pathavi-Kasina: perwujudan tanah
2) Apo-kasina: Perwujudan air
3) Tejo-Kasino: perwujudan api.
4) Vayo-kasino: perwujudan hawa/udara
5) Nila-kasina: perwujudan warna biru laut
6) Pita-kasina:perwujudan warna kuning
7) Lohita-Kasina: perwujudan warna merah
8) Odata-kasina: perwujudan warna putih
9) Aloka-kasina :perwujudan cahaya
10) Akasa-kasina :perwujudan ruangan
terbatas.
b. Asubha 10 (10 wujud kekotoran)
1) Uddhumataka: perwujudan suatu mayat
membengkak
2) Vinilaka : perwujudan suatu mayat wrna
muka kebiru-biruan
3) Vipubbaka: perwujudan suatu mayat
bernanah
4) Vicchiddaka: perwujudan suatu mayat
terbelah tengahnya
5) Vikkahayitaka: perwujudan suatu mayat di
gerogoti binatang dan lain-lainnya
6) Vikkhittaka: perwujudan suatu mayat yang
telah hancur baur
7) Hatavikkhittaka: perwujudan suatu yang
busuk dan hancur
8) Lohitaka : perwujudan suatu mayat yang
berdarah
9) Puluvaka : perwujudan suatu mayat yang
dirubung penuh belatung (kutu)
10) Atthika :perwujudan suatu tengkorak
c. Anussati 10 (10 macam renungan)
1) Buddhanussati : perenungan terhadap
jasa-jasa sang buddha
2) Dhammanussati: perenungan terhadap
jasa-jasa Sang Dhamma
3) Sanghanussati : perenungan terhadap
jasa-jasa Sang Sangha
4) Silanussati : perenungan terhadap sila
yang dilaksanakan
5) Caganussati : perenungan terhadap Dana
yang teah diberikan
6) Devatanussati :perenungan terhadap
jasa-jasa yang dapat mengakibatkan
kelahiran dialam Dewa
7) Marananussati: perenungan terhadap kematian
yang akan dialami
8) Kayagatasasi : perenungan terhadap
kekotoran jasmani
9) Anapanasati : perenungan terhadap keluar
masuknya napas
10) Upasamanussati : perenungan terhadap
keadaan nirwana, yang terbebas dari kekotoran batin dan derita.
d. Appammanna 4 (4 keadaan yang tidak terbatas)
1) Metta: cinta kasih yang universal, tanpa
pamrih
2) Karuna :Belas kasihan
3) Mudita: Simpati
e. Aharepatikulasanna 1 (1 perenungan
terhadap makanan menjijikan)
Yaitu
merenungkan bahwa makanan adalah barang yang menjijikan bila telah berada dalam
perut; direnungkan sampai kejijikn itu dirasakan.
f. Catudhatuvavatthana 1 (1 analisa
terhadap keempat unsur)
Yaitu
merenungkan unsur tanah (pathavi) dan
lain-lainnya yang berada pada dirikita
g. Arupa 4 (4 renungan tanpa materi)
1) Kasinugaghatimakasapannatti : obyek
ruangan yang sudah keluar dari Kasina
2) Akasanancayatana-citta:obyek kesadaran
yang tanpa batas
3) Natthibhavapannatti :obyek kekosongan
4) Akincannayatana-citta:obyek bukan
pencerapan, pun bukan tidak pencerapan.
Waktu yang baik untuk bermeditasi :
§ Pagi antara jam 04.00- 06.00
§ Sore antara jam 16.00- 18.00
§ Malam antara jam 19.00- 22.00
Cara-cara meditasi :
a)
Bacalah paritta dahulu sebelum bermeditasi
b)
Setelah itu duduk bersila , punggung dan dada harus lurustetapi dalam
keadaan lemas tidak tegang/kaku.
c)
Mata melihat obyek yang diambil untuk beberapa saat,kemudian mata
dipejamkan dan pikiran membayangkan obyek yang diambil tadi
d)
Pada tingkatan permulaan pikiran tentunya tidak dapat membayangkan obyek
dalam waktu yang lama.
e)
Sebelum melaksanakan meditasi, sebaiknya minta petunjuk nasehat kepada
guru meditasi atau mereka yang telah berpengalaman mengenai meditasi.
2. Vipassana- Bhavana
Vipassana artinya pandangan terang.
Vipassana adalah nama dari panna (kebijaksanaan), dan panna yang dapat
mengetahui apa atau melihat apa disebut vipassana. Jadi vipassana adalah
mengetahui atau melihat rupa-nama (materi-batin) sebagai tidak kekal (anicca), derita (dukka) dan tanpa aku
(anatta).
Perkembangan dari pandangan terang.
Jalan Tengah
hutan yang sunyi, Manusia Besar kerap kali menyadari
Kebenaran-Kebenaran yang mendalam dan memecahkan masalad-masalah yang rumit.
Pertapa Gotama dari pengalaman pribadi sepenuhnya sekarang yakin tentang tidak
bermanfaatnya penyiksaan diri, walaupun dianggap sangat perlu untuk pembebasan
oleh pertapa ahli filsafat masa itu, yang sesungguhnya melemahkan kecerdasan
seseorang, dan berakibat kelesuan dalam semangat. Beliau meninggalkan untuk
selamanya hal yang ekstrim yang menyakitkan ini sebagaimana beliau meninggalkan
ekstrim tentang kesenangan sendiri yang cenderung memperlambat kemajuan moral.
Beliau memahami gagasan tentang pemakaian Jalan Tengah Emas yang kemudian
menjadi salah satu Ajaran utama beliau. Penelusuran delapan jalan mulia
Penelusuran delapan jalan mulia
1.
Pandangan yang benar
2.
Pikiran yang benar
3.
Perkataan yang benar
4.
Tindakan yang benar
5.
Kehidupan yang benar
6. Usaha yang benar
7. Kesadaran yang benar
8. Konsetrasi yang benerS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar